Warnet dan game center saat ini tentunya sudah menyebar diseluruh pelosok Nusantara. Kehadiran Warnet dan Game Center ini tentu saja membuat warga disekitarnya ada yang merasa senang khususnya para remaja. Kehadiran warnet yang menyediakan fasilitas game-game online dan juga game center yang menyediakan rental yang menjajakan konsol seperti Playstation 2 dan 3 untuk disewakan pastinya langsung diserbu oleh para anak remaja khususnya anak-anak. Disamping membawa hiburan, nyatanya kehadiran warnet dan game center memang menimbulkan efek negatif. Karena keseringan bermain warnet dan game center, banyak remaja dan anak-anak yang menjadi kecanduan dan malas belajar. Karena efek inilah Pemerintah kabupaten Purwakarta akan menutup warnet dan game center!
Suatu gebrakan yang amat sangat berani dari Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi untuk menghilangkan dampak negatif dari kecanduan game dan hiburan lainnya. Secara sah pemkab Purwakarta melarang usaha game online dan playstation (PS) di wilayahnya tersebut. Larangan ini berlaku efektif pada 1 Mei 2013, menyusul keresahan masyarakat atas beroperasinya usaha game tersebut. Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi secara tegas menginstruksikan setiap kepala desa dan lurah untuk mengeluarkan surat larangan usaha tersebut. Surat instruksi itu nantinya akan diperkuat dengan Surat Edaran Bupati tentang Larangan Usaha Game Online dan Playstation.
Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi mengatakan kepada media masa “Kami efektifkan larangan ini pada 1 Mei ini. Tentunya kebijakan ini sebagai respons keresahan masyarakat terhadap keberadaan dua jenis usaha game itu. Bagaimana tidak, belakangan muncul fenomena anak-anak selalu berada di tempat tersebut tanpa lagi mengenal waktu". Menurut Bpk Dedi, hampir setiap hari dirinya mendapat puluhan pesan pendek melalui SMS Center yang berisi keluhan masyarakat soal usaha tersebut. Setiap pesan pendek selalu mengungkapkan, game online yang disamarkan usaha warnet, serta rental PS yang buka 24 jam. Kondisi ini membuat anak-anak bolos sekolah dan absen mengaji hanya sekadar bermain game bersama teman-temannya. Selain itu pada saat moment UN kemarin, anak-anak pun langsung pulang menyambangi rental PS dan warnet begitu selesai mengerjakan UN dari pada pulang kerumahnya masing-masing untuk sekedar berganti baju.
Dedi menegaskan, ketika surat edaran keluar, Satpol PP akan menginventarisasi penyelenggara game yang berizin maupun tidak. “Untuk yang tidak berizin harus dengan sukarela menutup usahanya. Jika tidak, Satpol PP akan menutup paksa. Untuk game yang sudah mengantongi izin, ada penekanan jadwal beroperasi. Mereka tidak boleh membuka usahanya pada jamjam sekolah atau waktu mengaji anak-anak. Sangat disayangkan memang padahal kita tahu bahwa semua hal akan baik jika berawal dari yang kecil dan menyenangkan, seperti bermain game, lama-kelamaan berkembang menjadi menyenangi teknologi. Kalau warnet dan rental PS dihapuskan, apakah anak-anak nantinya tidak stress?
Ada anak kecanduan game, prestasi belajar jeblok, biar gampang tinggal salahkan game online. Kenapa harus melimpahkan ke game? Turut prihatin juga terhadap para pengusaha yang pastinya akan gulung tikar akibat kebijakan ini. Sangat disayangkan untuk daerah purwakarta.
No comments:
Post a Comment